Olih : Hindu Bali |
1. Definisi
Bunga
Bunga adalah salah
satu bagian dari organ tumbuhan yang salah satunya berfungsi sebagai cikal
bakal terbentuknya zigot atau keturunan baru. Dalam dunia tumbuhan, bunga
terdiri dari beberapa bagian, antara lain: tangkai bunga, kelopak, mahkota(umumnya
indah dan berwarna), putik dan benang sari. Bunga memiliki banyak bentuk dan
warna, tergantung dari jenis tanamannya, Bunga juga memiliki daya keindahan
yang dapat membuat takjub orang. Oleh karena itu bunga memiliki nilai seni
yakni dari segi keindahannya.
Dari segi religi,
bunga juga merupakan salah satu aspek penting. Sebagai contoh, masyarakat agama
Hindu pada umumnya menggunakan bunga sebagai sarana upacara dan
persembahyangan. Disamping itu, masyarakat di Indonesia yang masih memegang teguh
adat istiadat yang diwariskan dari nenek moyang mereka, misalnya upacara
perkawinan adat jawa juga menggunakan bunga. Begitu pula dengan masyarakat
Eropa dan Amerika dalam acara pernikahanya salah satu dari mempelai pasti
memakai atau membawa bunga saat melangsungkan acara pernikahannya.
2 Fungsi
Bunga dalam Persembahyangan
Untuk melakukan
persembahyangan perlu sarana persembahyangan. Sarana persembahyangan meliputi
dua bagian, yaitu:
Ø
Sarana yang berwujud benda (material)
Ø
Sarana yang bukan benda (non material)
Sarana yang bukan
benda (non material), antara lain: mantra-mantra atau doa, lagu-lagu pemujaan,
persembahan ilmu pengetahuan dan tentunya keikhlasan. Sarana yang berwujud
benda (material) meliputi: air, api(dupa), bunga, daun dan buah. Masing-masing
sarana tersebut memiliki fungsi dan arti tersendiri. Misalnya bunga, bunga
memiliki dua fungsi penting.
Pertama, berfungsi
sebagai simbol Tuhan(Siwa), sebagai simbol Siwa, bunga di letakkan tersembul
pada puncak cakupan kedua belah telapak tangan pada saat menyembah. Setelah
selesai menyembah, bunga tadi biasanya diletakkan di atas kepala atau
diselipkan di kedua telinga.
Kedua, bunga dalam
fungsinya sebagai sarana persembahyangan semata-mata digunakan sebagai
pelengkap sarana upacara persembahyangan yang sangat penting. Bunga tersebut
digunakan untuk mengisi ataupun menghiasi sesajen yang akan dipersembahkan atau
ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa ataupun roh
suci leluhur. Bunga sebagai salah satu unsur sarana persembahyangan yang
digunakan oleh umat Hindu bukan dilakukan tanpa dasar dari kitab suci. Dalam
kitab suci umat Hindu, Bhagavadgita bab.IX sloka 26, disebutkan unsure-unsur
pokok persembahan yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah bunga,
di samping daun, air dan buah-buahan.
Adapun bunyi sloka
tersebut adalah:
Pattram puspam
phalam puspam phalam toyam
Yome bhaktya
prayaccati
Tad aham bhaktyu
pakrtam
Asnami prayatat
asnamah.
Artinya:
Siapapun yang
dengan kesujudan mempersembahkan padaKu daun, bunga, buah-buahan atau air,
persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci, Aku
terima.
Dari penjelasan
Sri Kresna sebagai Awatara Wisnu mengenai unsure-unsur pokok dari lambang
persembahyangan itulah berkembang menjadi bentuk sesajen, yang didasari oleh
kesucian dan keikhlasan hati serta cinta kasih. Dasar inilah yang dikembangkan
oleh para Rsi dan para ahli agama serta para seniman agama untuk mewujudkan
berbagai Tattwa Agama ke dalam bentuk-bentuk upakara. Dari yang berbentuk amat
sedehana hingga yang berbentuk besar dan megah penuh arti. Inilah yang
dimaksudkan dengan persembahyangan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan atau
dengan kata lain, membuat sesajen atau upakara tidak boleh sembarangan, asal megah
dan meriah saja, tapi harus diwujudkan berdasarkan sastra (ilmu pengetahuan)
bersangkutan yang telah dikembangkan.
3. Arti
Bunga dalam Persembahyangan
Bunga, disamping
dipergunakan sebagai sarana persembahyangan juga memiliki arti sebagai lambang
persembahyangan yang tulus ikhlas dan suci serta melambangkan sifat maha cinta
kasih dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, bunga itu sendiri adalah
lambang-lambang dari keagamaan. Ketika bunga dirangkai menjadi sebuah sesajen
Canang hendaknya warna bunga itu sendiri disesuaikan dengan dimana hendaknya
warna yang bersangkutan arahnya berada. Misalnya, Pancawarna itu sendiri. Bunga
dengan Warna merah di selatan, Warna gelap(hitam/ungu) di utara, warna putih di
timur, warna kuning di barat dan di tengah adalah kombinasinya. Letak warna
bunga tersebut juga menandakan Dewa dengan warna apa yang berstana di arah itu.
Ini aku kasih linknya: klik Dewata Nawa Sanga
Dalam agama Hindu,
bunga memiliki arti sebagai lambang kesucian sehingga diusahakan memakai bunga
yang segar, bersih(suci), indah dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada
kawangen, maka dapat diganti dengan bunga. Menurut Mangku Gede Darsa, pemangku
Pura Parahyangan Jagat Kartta Gunung Salak Bogor, kawangen berasal dari kata
kewangi (keharuman) yang menunjukkan cinta harum kita kepada Hyang Widhi.
Beliau juga menambahkan bahwa kawangen juga menyimbolkan alam bhuana agung,
seperti bulan, matahari dan bintang. Bentuknya yang segitiga menunjukkan apa
yang kita mohon menuju pada diri kita. Bunga memiliki arti sebagai
lambang/nyasa, kedamaian, ketulusan hati. Pada sebuah canang bunga akan ditaruh
di atas sebuah sampian uras, sebagai lambang/nyasa di dalam kita menjalani roda
kehidupan ini hendaknya selalu dilandasi dengan ketulusan hati dan selalu dapat
mewujudkan kedamaian bagi setiap insan.
Bunga telah
menjadi sarana penting dalam persembahyangan umat Hindu sejak lama. Bunga juga
memiliki arti penting bagi masyarakat Hindu sejak lampau. Banyak bukti-bukti
lontar, kekawin ataupun kitab yang menyebutkan arti penting dari bunga itu
sendiri. Adapun bukti-bukti, tersebut antara lain:
Yang pertama
adalah bunga sebagai arti atau lambang restu Tuhan. Hal tersebut terdapat dalam
kekawin Ramayana, ketika Sang Rama sebagai Awatara Wisnu, berperang melawan
Rahwana, dan Rama mandapat Restu dari Dewa-dewa, yaitu dengan menghujani bunga
wangi pada Rama. Hal serupa juga terjadi pada Arjuna ketika bertapa untuk
mendapatkan panah Pasopati untuk mengalahkan Korawa. Arjuna mendapat restu dari
Dewa Siwa dengan cara menghujani Arjuna dengan bunga, yang dikenal dengan
istilah puspa warsayang disebutkan dalam kekawin Arjuna Wiwaha.
Dalam Weda
Pangasthana, Tuhan juga dilambangkan sebagai bunga. Adapun bunyi slokanya
adalah sebagi berikut:
Om
puspa lingga maha devyam, maha pataka nasanam,
Somastanam sthito dewam lalata Brahma sarwapi.
Artinya:
Oh, Hyang Widhi
yang berbadan bunga, sangat suci tiada ternoda, maha pelebur dari pada dosa-dosa,
Hyang Widhi berdiri di tempat soma dan di dahi para pendeta(brahmana).
Kembali pada bunga
sebagai perlambang dari keagamaan. Yang kedua bunga adalah lambang dari
jiwa(roh) dan alam pikiran. Misalnya, dalam upacara kematian umat Hindu di
Bali, dalam perjalan mngusung mayat ke kuburan (setra), di taburkan “sekar ura”
(campuran bunga uang kepeng dan beras berwarna kuning) sebagai lambang ungkapan
perasaan ketulusikhlasan hati untuk berpisah dan melepaskan orang yang telah
meninggal untuk kembali ke akhirat. Begitu pula, ketika keluarga korban yang
meninggal melakukan persembahyangan kepada korban menggunakan bunga pada ujung
kedua cakupan tangannya melambangkan ketulusikhlasan keluarga untuk melepas
kepergian korban dan mendoakan korban agar atma si korban dapat kembali pada
Tuhan.
4. Bunga
yang Baik untuk Sarana Persembahyangan
Ada berbagai jenis, bentuk, dan corak bunga.
Namun, tidak semua bunga dapat digunakan dengan sembarangan sebagai sarana
persembahyangan. Bunga yang baik digunakan sebgai persembahan adalah bunga yang
segar, wangi, utuh, tidak tumbuh dikuburan, belum jatuh dari tangkainya, bunga
yang mekar, tidak layu, tidak kering dan bukan hasil dari mencuri(tindakan
criminal) atau bisa dikatakan bunga yang masih suci dan sama sekali belum pernah
terpakai. Dalam kitab Jnana Sidhanta, disebutkan bunga mekar dan wangi itu
sebagai lambang aksara suci. Adapun bunyi slokanya adalah:
Nkana ring
antahhrdaya karonan bhatara siwa. Pujanta sira satata maka karana Sang Hyang
Catur Dasaksara. Catur Dasaksara ngaranya Sang – Bang – Tang – Ang – Ing – Nang
– Mang – Sing – Wang – Yang – Ang – Ung – Mang – Om. Sirata Sang Hyang Catur
Dasaksara ngaranira Sira kaharan puspa, sumekar, sugandha mawangi
nirantara, ya ta pamujantara ring Bhatara Sada Kala.
Artinya:
Di sana di dalam inti hati
beradanya Bhatara. Hendaknya Beliau, engkau puja selalu dengan sarana empat
belas aksara suci. Empat belas aksara suci namanya: sang bang tang ang ing nang
mang sing wang yang an gung mang om. Beliaulah Sang Hyang Catur Dasaksara
namanya. Beliau disebut pula dengan bunga mekar, berbau wangi tiada batas.
Kesimpulan
Bunga mempunyai
fungsi dan arti yang sangat penting dalam persembahyangan. Bunga mempunyai
fungsi sebagai simbol Tuhan(Siwa), wujud bakti kepada-Nya dan berfungsi sebagai
sarana per-sembahyangan. Sedangkan arti bunga dalam persembahyangan adalah
sebagai lambang ketulus-ikhlasan yang suci serta melambangkan arti sifat cinta
kasih Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan).
0 komentar
Posting Komentar