Palinggih Kamulan Taksu

Pada setiap pekarangan umat Hindu di Bali khususnya, ada suatu tempat pemujaan yang disebut Palinggih Kamulan Taksu. Palinggih Kamulan Taksu itu tergolong Tri Lingga, yakni 3 (tiga) palinggih, yaitu Kamulan, Taksu dan Pangrurah / Ratu Ngurah. Walaupun demikian banyak umat yang belum mengetahui tentang apa fungsi dan makna palinggih tersebut.   
 
Palinggih Kamulan,Taksu dan Pangrurah adalah bangunan suci yang merupakan stana dari Sang Hyang Widhi Wasa, manifestasi-Nya, Bhatara-Bhatari dan Dewa Pitara (Roh Suci Leluhur). Kamulan adalah bangunan yang beruang tiga, disebut Palinggih Rong Tiga/Telu, pada umumnya terletak di timur menghadap ke barat, merupakan tempat pemujaan Sang Hyang Tri Atma (Paratma, Siwatma, Atma), Sang Hyang Tri Murti, Bhatara Guru, Sang Hyang Guru Reka dan roh suci leluhur/Dewa Pitara.

Taksu, palinggih yang beruang satu, letaknya di kanan Kamulan menghadap ke selatan, untuk pemujaan kepada Kemahakuasaan Tuhan, yang bergelar Sang Kala Raja, Sang Hyang Kedep Wastu, ada juga menyebutkan pemujaan Dewi Mayasih (unsur Mayatattwa/Sakti). Sedangkan Palinggih Pangrurah/Ratu Ngurah, letaknya di sebelah kiri Kamulan, menghadap ke barat, berbentuk bebaturan, adalah tempat pemujaan Sang Catur Sanak (Anggapati, Mrajapati, Banaspati dan Banaspatiraja).
Dalam Padma Bhuwana, disebutkan untuk pemujaan Dewi Durga, Sang Hyang Rare Angon, perwujudan Siwa sebagai pengembala lembu, lebih lanjut disebutkan karena melindungi sarwa pasu (hewan peliharaan), binatang dan unggas, disebut dengan Sang Hyang Klabang Akit.

Sehingga Palinggih Kamulan Taksu, yang ada pada masing-masing keluarga Hindu, adalah sebagai media untuk menghubungkan diri dengan Tuhan dengan manifestasi-Nya dan Dewa Pitara, untuk memohon tuntunan dan pengayoman, agar hidup ini diberkahi keselamatan dan kebahagiaan lahir bathin. Demikian pula para anggota keluarga penyiwi, merasa diri berasal dari satu keturunan atau tunggal rah.

Disamping itu Palinggih Kamulan Taksu mengandung nilai-nilai pendidikan yang berazaskan Agama Hindu, yakni : Nilai Tattwa, Nilai Ethika dan Nilai Estetika. Nilai Tattwa (Adyatmika), yaitu menumbuhkan rasa bhakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa, dengan manifestasi-Nya dan Dewa Pitara. Nilai Ethika (Wahya), memupuk rasa persatuan dan kesatuan sebagai tunggal darah atau tunggal keturunan. Sedangkan Nilai Estetika, yaitu ditinjau dari tata letak bangunan yang serasi, yang dapat menumbuhkan rasa keindahan, ketenangan dan kesucian.


Sumber
Penulis : I Wayan Adi Sudiatmika

/~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~\
Kalau ada yang kurang jelas pada Artikel
» Palinggih Kamulan Taksu
diatas atau seandainya ada Link yang rusak bisa disampaikan lewat Komentar
mudah-mudahan saya bisa segera memperbaiki


0 komentar

Posting Komentar


Denkayu Delodan - © Copyright 2012 - All rights reserved
Powered by Blogger